Friday, 28 February 2020

Tempat Tidur


(Diterjemahkan dari cerita pendek El Lecho dari buku kumpulan cerita pendek Informe del Cielo Y Del Inferno )
(Karya : Silvina Ocampo.)


Mereka saling mencintai, namun kecemburuan lampau atau masa depan,  saling iri, saling tidak percaya, kian membusuk. Berulang kali di atas tempat tidur, kita bisa melihat. Pada satu dari beberapa kesempatan, yang terakhir, merujuk padaku.
                Tempat tidur semula lembut dan luas dan memiliki selimut merah muda. Bagian tengah terdapat lanskap pepohonan dan perahu. Di pusat dari keriuhan, dari cat, memperlihatkan sebuah model pepohonan dan kursi-kursi. Mentari terbenam menerangi awan tampak menyerupai nyala api. Ketika mereka saling berpelukan, seseorang cukup untuk bisa berbaring, mencium mulut yang lain, merenungkan awan itu, tertarik oleh cahaya yang tidak biasa meneranginya, melalui piramida laba-laba dengan tulip merah dan hijau.
Mereka bertahan di tempat tidur lebih dari biasanya. Keriuhan di jalan muncul dan mati bersama cahaya. Bisa dikatakan bahwa tempat tidur itu berlayar di laut tanpa waktu, tanpa ruang untuk bertemu kebahagiaan atau sesuatu yang keliru mengguncangnya. Tetapi ada kekasih yang nekat. Pakaian, yang telah dilepas, dekat, mudah dijangkau. Lengan baju yang kosong tergantung di tempat tidur, dan kertas biru muda jatuh dari saku. Seseorang mengambil kertas itu. Aku tidak tahu apa isi kertas biru muda itu, tetapi aku tahu itu menghasilkan kerusuhan, investigasi, kebencian yang tak tertahankan,perselisihan, rekonsiliasi, perselisihan baru.
                - Ada bau seperti terbakar. Tadi malam aku memimpikan api. - Ujarnya, pada sebuah momen mengerikan, didepan wajahnya, untuk mengalihkannya.
                       -Penemuan dari aromamu – ujarnya.
          Fajar mengintip ke luar jendela.
                       - Kami berada di lantai Sembilan – tambahnya, seperti terlihat ketakutan – aku takut.
                       - Jangan alihkan pembicaraan.
                       -Jangan alihkan pembicaraan. Api membuat riuh air, bukan?
                       - Penemuan dari telingamu.
                     Kamar terasa amat terang dan menenangkan. Seperti sebuah api unggun.
                      - Jika kita berpelukan, kita hanya akan membaka punggung kita.
                      - “Kami akan membakar semuanya,” masuk – katanya menatap api dengan mata marah.

(Tamat)

(de Las Invitadas)