(Diterjemahkan
dari judul asli Anastomos dari buku Il Libro dei Mostri )
(Karya: Juan Rodolfo Wilcock)
(Karya: Juan Rodolfo Wilcock)
Sangat jarang atau sekaligus
mustahil bagi pria untuk sepakat tentang
masalah kecantikan, namun semua orang setuju jika Anastomos amat indah. Semuanya
terbuat dari cermin, atau lebih tepatnya terselimuti dengan cermin, lebih kecil dibagian muka, lebih lebar di
bagian belakang dan di bagian dada. Bahkan matanya adalah cermin, cermin besar berwarna
biru yang bergerak dimana seseorang melihat pantulan pada satu latar belakang
kebiruan seperti pada sebuah langit cerah, seperti pada aliran air tak
tertahankan. Di bawah cahaya mentari, di pantai, ia adalah sebuah wujud
yang tampak menarik hingga membuat
orang-orang terdiam, dan bahkan tak berani mendekat, terperangkap dalam semacam
terror mengerikan seperti di depan sesuatu yang sakral dan tak tersentuh, hanya
anak-anak yang mengejarnya; saat kemudian ia memasuki laut, diantara ombak
berbusa, ia adalah sebuah pantulan warna-warni dari cermin ke tetes dan dari
tetes ke cermin, yang tampaknya melihat keilahian purba dari bentuk manusia
naik dari air dan api pada saat yang sama. Dan mungkin ia adalah dewa, karena
seorang pria tak mungkin begitu indah. Dari cerminnya kita melihat hal-hal
kebenaran, tanpa kemunafikan, yang kita cintai; bukan hal-hal manusiawi, yang
begitu menderita dengan kefanaan dan perubahan, tetapi pohon dan awan, burung
dan bunga, air terjun dan pulau-pulau, bintang-bintang dan nyala api, semua
yang kita rasa abadi dalam kefanaan kita, dan bahwa kita tidak akan senang
jika tidak merasakannya, secara gelap,
tak tersentuh. Bahkan Anastomos, dalam
hal ini, tak tersentuh: tidak ada yang berani meletakkan jari-jarinya di
cermin, jari-jari ini bahkan ketika mereka bersih, mereka tetap kotor. Dengan kulit cerminnya, Anastomos adalah
geometri bagi kita, sebagaimana musik.
(Tamat)
No comments:
Post a Comment