Buku ini terbit pada taun 2016 sedangkan naskahnya baru diterima oleh sang editor tahun 2019 dan kemudian ditandatangani oleh sang editor tahun 2025. Jumlah naskahnya diperkirakan setinggi lutut orang dewasa. Begitu dituturkan sang editor di kata pengantar Kiat Sukses Hancur Lebur . Menurut sang editor novel ini ditulis dengan cara penuturan seorang pemabuk. Jika kau mengharapkan sebuah pergerakan alur kisah layaknya novel pada umumnya dimana akan ada dialog antar tokoh kemudian konflik hingga konklusi, sebaiknya lupakan buku ini. Tak ada satupun percakapan antar tokoh, gantinya kita akan disajikan hamburan terasi di luar angkasa, pengantar akutansi avant-garde, sisipan nama-nama penulis dengan karya imajiner, hingga saran-saran yang terkesan suka-suka penulisnya. Namun dalam semua paparan hal-hal itu, ada suatu keistimewaan di dalamnya dan bahkan dalam semesta Martin Suryajaya. Lalu apa yang membuat novel ini istimewa? Jawabannya jelas sebuah kemubaziran sekaligus keniscayaan. Semua grafik-grafik dalam novel ini mungkin memberikan kelegaan entah dalam pengertian apa dan untuk apa, namun disaat bersamaan ada sebuah keniscayaan jika mungkin semua itu tak berarti apa-apa. Semua paparan data-data itu sengaja ditunjukan untuk menghancurkan angan-angan pembaca yang mengharapkan suatu kejelasan. Bila dalam kesusasteraan avant-garde yang ia sebut sebagai padang stepa luas dimana siapapun bebas mencipta, maka karya semacam Kiat Sukses Hancur Lebur terasa seperti saudara jauh dari buku-buku berjudul Nadja , La vie mode d'emploi, bahkan Finnegans Wake. Jika kau mencari sebuah pengertian tentang kisah ini, bisa dipastikan hal itu akan memerlukan upaya ekstra dan itupun tampaknya tak akan berakhir sia-sia. Karena Martin tak berniat untuk memberi sebuah petunjuk, dan membiarkan pembacanya mengumpulkan keping demi keping puzzle yang ia ciptakan. Jika ini kelak menjadi satu-satunya Novel Martin Suryajaya, itu sudah jauh lebih cukup untuk menjadikannya sebuah karya monumental dalam kesusasteraan Indonesia. Dan bila kelak ia menghasilkan karya berikutnya, maka percayalah jika kesusasteraan Indonesia amat terberkahi dengan talenta karyaMartin Suryajaya.
No comments:
Post a Comment